Harga Gandum Naik Namun Boss Indomie Ungkap Harga Masih Stabil

Sebelumnya beredar sebuah isu yang mengatakan bahwa harga mie instan akan mengalami kenaikan hingga 3 kali lipat dan sudah diumumkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang meminta supaya masyarakat pecinta mie instan berhati-hati karena harganya akan naik dalam waktu dekat.
Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa kenaikan harga ini terjadi karena adanya gangguan rantai pasokan gandum yang menjadi bahan utama mie instan karena imbas dari perang dagang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Diketahui bahwa Ukraina merupakan eksportir utama gandum di seluruh dunia, dan perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia mengakibatkan pengiriman pasokan gandum menjadi terganggu.
Syahrul Yasin Limpo juga mengatakan jika alasan utama kenaikan harga mie instan adalah karena harga gandum yang melonjak sangat tinggi, Indonesia yang menjadi salah satu negara yang mengandalkan impor gandum dari Ukraina untuk memenuhi kebutuhan dan stok gandum dalam negeri. Syahrul Yasin Limpo mengatakan jika ada stok gandum namun harganya mahal banget.
Syahrul Yasin Limpo menyarankan supaya masyarakat bisa mengkonsumsi singkong, sagu, dan sorgum untuk pengganti gandum sehingga dengan begitu ketergantungan impor gandum bisa berkurang.
Presiden Republik Indonesia Pak Jokowi sempat menyampaikan jika kenaikan harga gandum akibat peperangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina juga berdampak pada harga pangan di Indonesia contohnya seperti roti dan mie karena Indonesia masih bergantung kepada Ukraina dan Rusia untuk bisa memasok gandum.
Syahrul Yasin Limpo kembali mengingatkan supaya masyarakat yang menyukai roti dan mie instan harus berhati-hati karena harganya bisa naik, jika ada masyarakat yang bertanya kenapa bisa naik ya karena ada nya perang di Ukraina sehingga mempengaruhi harga gandum yang merupakan bahan utama untuk membuat mie dan gandum karena produksi gandum sebanyak 34% berasal dari Ukraina.
Presiden Jokowi juga menceritakan pengalamannya ketika melakukan kunjungan ke Ukraina dan langsung menanyakan hal tersebut ke Presiden Ukraina yakni Volodymyr Zelensky. Tidak sampai di sana saja, presiden Jokowi juga berkunjung ke Rusia dan menanyakan hal yang sama kepada Presiden Vladimir Putin yang ternyata Rusia mempunyai stok gandum hingga 130 juta ton. Bisa dihitung ada berapa ratus juta orang yang ketergantungan dengan gandum dari Ukraina dan Rusia, dan untuk saat ini stok nya pun sudah langka karena tidak bisa keluar dari Ukraina dan juga Rusia.
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Franky Welirang akhirnya membuka suara mengenai Rusia yang menarik diri dari kesepakatan gandum dengan Ukraina, Franky Welirang mengatakan bahwa langkah Rusia tersebut belum berdampak pada harga mie instan yang bahan utamanya adalah gandum.
Pihak Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) memastikan bahwa stok gandum dalam negeri masih aman di tengah keputusan Rusia yang menarik diri dari kesepakatan gandum Ukraina.
Direktur Eksekutif Aptindo mengatakan jika mayoritas gandum Indonesia tidak sepenuhnya bergantung pada Ukraina ataupun Rusia, namun dari Negara lain seperti Australia, Kanada, dan juga Amerika Serikat bahkan ada juga gandum dari Brasil dan Bulgaria ucap Ratna Sari Loppies sehingga stok gandum nasional masih aman.
Menurut data Aptindo, Ukraina memang tidak menjadi pemasok gandum terbesar di Indonesia. Diketahui bahwa impor gandum bisa mencapai 9,4 juta ton pada tahun 2022 dan mayoritas berasal dari Australia yakni 4,24 juta ton atau sekitar 44, 9% dan ada juga dari Argentina yakni 1,46 juta ton atau sama dengan 15,5%.