Presiden Jokowi Cawe-cawe Amankan Pilpres 2024 Lewat Perombakan Kabinet

udah menjelang akhir masa pemerintahan, Presiden Jokowi terlihat tidak ingin kehilangan masa pendukung. Hal ini dibuktikan dengan menunjuk dua loyalitas masuk dalam jajaran kabinet dengan tujuan untuk memperkuat konsolidasi politik.
Perombakan atau yang lebih dikenal dengan Reshuffle kabinet ini juga berimbas dengan penurunan kursi para menteri untuk partai Nasdem (Nasional Demokrat).
Diketahui bahwa Presiden Jokowi mempromosikan Budi Arie Setiadi untuk masuk dan menduduki posisi Menteri Komunikasi dan juga Informatika (Kominfo). Sebelumnya Budi Arie menjabat sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sejak bulan Oktober 2019.
Tidak hanya melantik Budi Arie, Presiden Jokowi juga menambahkan kursi Wakil Menteri Kominfo yang diduduki oleh mantan aktivis dan wartawan Nezar Patria. Kursi milik Budi Arie yang dulunya menjadi Wakil Menteri kini digantikan oleh Paiman Raharjo.
Jika ditarik ke belakang sebenarnya Paiman Raharjo dan Budi Arie sama-sama pernah memimpin suatu kelompok sukarelawan yang disebut Projo Pada tahun 2014, sedangkan Paiman Raharjo yang merupakan Ketua Umum Relawan Sedulur Jokowi yang sudah berdiri sejak tahun 2019.
Peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Nicky Fahrizal mengatakan bahwa penunjukan loyalitas Jokowi sebagai menteri dan wakil menteri menandai bahwa konsolidasi kekuasaan di akhir masa pemerintahan Jokowi dan jika dilihat secara rasional adalah untuk mengejar program pemerintah dan secara Politis untuk menyolidkan barisan (pendukung) supaya pemerintahan tetap stabil serta keputusan yang diambil masih tetap mempunyai dampak.
Reshuffle Kabinet yang dilakukan kali ini merupakan Reshuffle yang ke-8 oleh Presiden Jokowi sejak memimpin dari tahun 2014. Diketahui ketika menjabat pertama kali, kabinet buatan Presiden Jokowi sudah mengalami 4 kali perombakan yakni pada periode 2014-2019.
Untuk periode kedua Presiden Jokowi menjabat, Kabinet Indonesia sudah maju dan juga menghadapi sebanyak empat kali perombakan dari tahun 2019.
Kabinet Sebagai Basis Dukungan Menjelang Menjelang Pilpres
Reshuffle kabinet kali ini dilakukan sebelum pilpres 2024 dilaksanakan. Sejauh ini, sudah ada tiga calon presiden yang sudah mendapatkan dukungan dari partai politik yang cukup diantaranya adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan juga Prabowo Subianto.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengusung Ganjar Pranowo yang kini sedang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah sebagai calon presiden, lalu ada koalisi partai politik yang dipimpin partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) yang berencana mengusung Prabowo Subianto yang kini sedang menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Mantan Gubernur Anies Baswedan juga akan maju dengan dukungan dari koalisi partai Nasdem.
Diibaratkan seperti berdiri diatas dua kaki, Jokowi yang pada sebelumnya mengungkapkan mendukung Ganjar Pranowo yang merupakan rekan satu partai yakni PDIP. Namun jika dlihat Presiden Jokowi juga memberikan dukungan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Presiden Jokowi mengatakan jika kelihatannya Pak Prabowo Subianto akan mendapatkan jatahnya setelah ini, hal ini diungkapkan ketika sedang berada di acara peringatan ulang tahun Partai Persatuan Indonesia (Perindo) pada bulan November 2022 dan hal ini menunjukkan dukungan kepada Prabowo Subianto.
Nicky Fahrizal mengatakan bahwa akan ada persaingan antara loyalis Jokowi yang non PDIP dan juga loyalis Jokowi dari PDIP dalam Kabinet. Adanya perpecahan dukungan ini tidak hanya terlihat pada jajaran tinggi saja namun terdapat beberapa loyalis Presiden Jokowi terlihat Bermanuver ke partai koalisi pendukung Prabowo Subianto dalam pilpres 2024.
Nicky Fahrizal juga mengatakan jika mereka bisa menjadi jembatan bagi Presiden Jokowi untuk memberikan dukungan ke kubu Prabowo Subianto.